Kamis, 29 November 2012


PROPOSAL (METODE RISET)

Nama    : Yeni Fitri Yani S
Kelas     : 3EA18
NPM      : 1821019

PENGARUH KUALITAS JASA
TERHADAP KEPUASAN PADA INDUSTRI PENDIDIKAN
DI YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG MASALAH

Pada era globalisasi ini, kualitas dipandang sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu factor utama yang menentukan pemilihanproduk dan jasa bagi konsumen. Tujuan dari organisasi adalah untuk menghasilkan barang dan jasayang dapat memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila kualitas produk danjasa yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Kulaitas jasa yang jarang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasaan pelanggan, namun untuk memahami bagaimana kualitas yang diterima oleh konsumen tidaklah mudah. Kurtz dan Clow (1998) menyatakan bahwa kualitas jasa lebih sukar untuk dievaluasi dibandingkan dengan kualitas barang. Kualitas jasa tidak diciptakan melalui proses produksi dalam pabrik untuk kemudian dserahkan kepada konsumen sebagaimana kualitas barang.

 Sebagian besar kualitas jasa  diberikan selama. penyerahan jasa terjadi dalam proses interaksi diantara konsumen dan terdapat kontak personil dengan penyelenggara jasa tersebut. Perguruan tinggi di Indonesia sebagai salah satu organisasi jasa, saat ini mengalami suatu perubahan yang fundamental. Perubahan kurikulum, perubahan metode pengajaran, perubahan sistem paket semester menjadi sistem kredit semester, dan sebagainya berdampak antara lain pada lamanya masa studi serta kualitas lulusan yang lebih baik. Perubahan ini dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan terutama dalam menyambut era globalisasi. Perubahan ini bukan hanya disebabkan karena pesatnya perkembangan ilmu, teknologi dan seni, melainkan juga karena perubahan ekspektasi masyarakat terhadap peranan perguruan tinggi dalam merintis hari depan bangsa dan Negara.
  
Tuntutan terhadap perguruan tinggi dewasa ini bukan hanya sebatas kemampuan untuk menghasilkan lulusan yang diukur secara akademik, melainkan keseluruhan program dan lembaga-lembaga perguruan tinggi harus mampu membuktikan kualitas yang tinggi yang didukung oleh akuntabilitas yang ada. Bukti prestasi, penilaian, sertifikasi kualitas, keberhasilan alumnidalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmunya, serta hasilevaluasi juga dibutuhkan untuk memperoleh pengakuan dari masyarakat.

1.2 LANDASAN TEORI
2.1  TEORI
2.1.1 DIMENSI KUALITAS JASA
Kualitas merupakan tingkat kesesuaian dengan persyaratan, alam hal ini persyaratan pelanggan. Total quality service merupakan konsep tentang bagaimana menanamkan kualitas pelayanan pada setiap fase penyelenggaraan jasa yang melibatkan semua personel yang ada dalam organisasi (Handriana, 1998).
2.1.2  PENGUKURAN KUALITAS JASA
Untuk menganalisis kualitas jasa dapat dilakukan dengan mengkuantifikasi dimensi kualitas dengan menggunakan skala Likert pada kuesioner yang disebarkan kepada responden. Zeithaml, dkk. (1988) mengukur kualitas jasa dengan mengetahui perbedaan/gap antara harapan dengan persepsi pelanggan. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas pelayanan, yaitu derajat perbedaan antara harapan pelanggan dengan persepsi pelanggan terhadap kinerja jasa yang diterimanya. Berbeda dengan Parasuraman, dkk (1985), Cronin dan Taylor (1992) mengemukakan konsep SERVPERF untuk mengukur kualitas jasa, yaitu kualitas pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kinerja. Konsep ini didukung juga oleh beberapa peneliti, yaitu Babakus dan Boller (1992), Teas (1994), dan sebagainya.
2.1.3 KEPUASAN
Kotler (1997) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan suka atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara persepsi atas kinerja produk dengan harapannya. Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan denganharapan. Pengertian kepuasan ini didukung juga oleh Zeithaml, dkk (1993).
 2.2 PENELITIAN TERDAHULU
1.       Musa (1996) melakukan penelitian tentang Total Quality Service pada organisasi mutimedia pada TVRI dan RCTI. Variabel yang dinilai adalah cost efficiency, quality, dependability, flexibility, time based competition dan support service. Hasilnya menunjukkan bahwa TVRI maupun RCTI sama-sama berkeinginan untuk memberikan servis khusus dengan menggunakan strategi dari keenam variabel tersebut, namun dengan intensitas yang berbeda. Implementasi cost efficiency di TVRI lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan RCTI. Kualitas yang dipersepsikan oleh pelanggan, dependability, flexibility, time based competition dan support service di RCTI lebih tinggi dibandingkan dengan di TVRI. Secara keseluruhan, ternyata sebagian besar dari keenam variabel tersebut menunjukkan bahwa RCTI sebagai organisasi privat dalam lebih baik daripada TVRI sebagai organisasi publik.
2      Handriana (1998) meneliti mengenai analisis perbedaan harapan kualitas jasa pada lembaga pendidikan tinggi di Surabaya. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Shank dkk. (1995) yang berjudul: Expectation: Do we know our students expect in Quality education? Berdasarkan penelitian Shank dkk. (1995) yang membagi kualitas pelayanan menjadi tiga dimensi: respek terhadap mahasiswa, pengetahuan dosen dan lingkungan fisik universitas/perguruan tinggi, maka dalam penelitiannya, Handriana (1998) menganalisis berdasarkan gap antara kualitas jasa yang diharapkan oleh mahasiswa dan persepsi dosen ataskualitas jasa yang diharapkan oleh mahasiswa.

2.3 HIPOTESIS

        Dari uraian tersebut, peneliti mengemukakan hipotesis, bahwa terdapat hubungan positif antar GAP (selisih antara kinerja kualitasjasa yang dipersepsikan dengan kualitas jasa yang diharapkan oleh mahasiswa) kualitas jasa, dengan kepuasan mahasiswa. Secara terperinci, beberapa hipotesis yang dapat dikemukakan adalah:
H1 : Apabila gap reliability semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswA akan meningkat
H2 : Apabila gap responsiveness semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H3 : Apabila gap assurance semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H4 : Apabila gap emphaty semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H5 : Apabila gap tangible semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.



                                                             BAB II
                                                      METODOLOGI

 PENGARUH KUALITAS JASA
   TERHADAP KEPUASAN PADA INDUSTRI PENDIDIKAN
 DI YOGYAKARTA


3.1  DATA DAN SUMBER DATA

Data diambil dari mahasiswa pada program studi perguruan tinggi yang mewakili universitas negeri, universitas swasta, sekolah tinggi dan institut yang memiliki peringkat akreditasi A dan B di Yogyakarta. Akademi tidak diambil sampelnya karena pada saat penelitian ini berlangsung, akreditasi terhadap akademi belum dilakukan.

3.2 VARIABEL

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah kepuasan, sedangkan variabel independen terdiri dari: gap reliability (X1), gap responsiveness (X2), gap assurance (X3), gap emphaty (X4), gap tangibles (X5). Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner merupakan jenis pertanyaan tertutup dengan metode pengukuran skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (bernilai 5), setuju (bernilai 4), netral (bernilai 3), tidak setuju (bernilai 2) dan sangat tidak setuju (bernilai).
1). Agar data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner tersebut valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dengan menguji homogenitas item, dan reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan/kuesioner dengan menghitung Cronbrach alpha. Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbrach alpha lebih besar dari 0.50 (Nunnally, 1967). Dari hasil uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut reliabel dan valid.
3.3 MODEL PENELITIAN
Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 432 responden mahasiswa. Prosedur pengambilan sampelnya dengan purposive sampling dan convenience sampling. Dari 432 kuesioner, terdapat 4 kuesioner yang tidak layak, sehingga tinggal 428 kuesioner yang bisa dianalisis.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian tentang kualitas jasa, pengukuran kualitas jasa dengan menggunakan gap memiliki keterbatasan. Pengukuran antara kinerja dan harapan yang dilakukan secara bersamaan, bisa menghasilkan permasalahan defisiensi skor, artinya ketika responden diminta memberikan penilaian atas harapan dan kinerja secara bersamaan, mereka cenderung memberikan skor pada harapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja (Cronbach dan Furby, 1970; Wall dan Payne, 1973 dalam Babacus dan Boller, 1992). Mereka kemungkinan memberikan penilaian yang kurang obyektif. Dengan demikian, hasilnya bisa menjadi tidak akurat. Meskipun hal ini dapat terjadi, dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa responden yang menjawab item pertanyaan kinerja yang melebihi harapannya. Keterbatasan lainnya adalah untuk variabel kepuasan yang diukur secara bersamaan dengan variabel gap, juga akan menimbulkan bias, sehingga jawaban responden kemungkinan tidak akurat. Keadaan ini merupakan common method variance, yang sering kali terjadi pada penelitian survey. Penelitian ini hanya mengukur gap ke lima saja, yaitu gap antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen atas kinerja jasa, dimana gap ke lima ini tergantung pada empat gap yang lain yaitu: gap antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen atas harapan pelanggan, gap antara persepsi manajemen atas harapan pelanggan dengan spesifikasi kualitas jasa, gap antara spesifikasi kualitas jasa dengan kualitas jasa yang sebenarnya diberikan dan gap antara jasa yang diberikan dengan jasa yang dikomunikasikan dengan pelanggan. Untuk penelitian mendatang dapat diteliti juga keempat gap tersebut, sehingga analisis menjadi lebih mendalam untuk dapat menentukan gap ke berapa yang memiliki andil terebesar dalam mempengaruhi terjadinya gap ke lima ini. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perguruan tinggi yang ingin mengevaluasi kualitas jasanya, sehingga semakin dapat memenuhi harapan mahasiswanya. Penelitian ini hanya dibatasi pada program studi perguruan tinggi di Yogyakarta, yang mungkin tidak dapat digeneralisir untuk program studi dari perguruan tinggi di luar Yogyakarta. Untuk penelitian mendatang penulis merekomendasikan untuk melakukan perbandingan antara kualitas jasa pendidikan tinggi di Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dengan program studi dari perguruan tinggi di kota selain Yogyakarta.

BAB III
HASIL PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian kualitas jasa oleh mahasiswa sebagaI konsumen yang menikmati kualitas jasa secara langsung ternyata berbeda dengan penilaian Badan Akreditasi Nasional. Ini ditunjukkan oleh tidak adanya perbedaan kualitas jasa antara program studi yang terakreditasi A dengan B, yaitu pada tangible, responsiveness reliability dan emphaty, dimana keempatnya merupakan dasar penilaian Badan Akreditasi Nasional untuk membedakan penilaian peringkat akreditasi. Perbedaan antara penilaian mahasiswa dengan BAN dianalisis dengan menelusuri proses akreditasi. Proses akreditasi diawali dengan dilaksanakannya penilaian secara intern oleh lembaga pendidikan itu sendiri, yang formatnya disiapkan oleh BAN-PT sebagai instrumen penilaian program studi dalam bentuk borang akreditasi. Penilaian internal itu disampaikan kepada BAN-PT untuk diteliti ulang sebagai upaya penilaian validasi data/informasi yang telah disampaikan. Selanjutnya diadakan kunjungan oleh anggota BANPT, satgas wilayah, atau kelompok pakar yang ditunjuk oleh pimpinan BAN-PT untuk kemudian ditentukan hasil penilaiannya. Penilaian secara intern oleh lembaga pendidikan itu sendiri tersebut memungkinkan terjadinya kekeliruan ataupun manipulasi data, meskipun pada akhirnya BAN melakukan penelitian ulang untuk validasi data dan informasi. Hal ini bisa disebabkan karena banyaknya program studi perguruan tinggi di Indonesia yang dinilai oleh BAN, sehingga memungkinkan adanya kekurangtelitian dalam proses validasi data dan informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar