LANDASAN TEORI (METODE RISET)
PENGARUH
KUALITAS JASA
TERHADAP
KEPUASAN PADA INDUSTRI PENDIDIKAN
DI
YOGYAKARTA
2.1 TEORI
2.1.1 DIMENSI KUALITAS JASA
Kualitas merupakan tingkat
kesesuaian dengan persyaratan, alam hal ini persyaratan pelanggan. Total
quality service merupakan konsep tentang bagaimana menanamkan kualitas
pelayanan pada setiap fase penyelenggaraan jasa yang melibatkan semua personel
yang ada dalam organisasi (Handriana, 1998).
2.1.2 PENGUKURAN KUALITAS JASA
Untuk menganalisis kualitas jasa
dapat dilakukan dengan mengkuantifikasi dimensi kualitas dengan menggunakan
skala Likert pada kuesioner yang disebarkan kepada responden. Zeithaml, dkk.
(1988) mengukur kualitas jasa dengan mengetahui perbedaan/gap antara harapan
dengan persepsi pelanggan. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas pelayanan,
yaitu derajat perbedaan antara harapan pelanggan dengan persepsi pelanggan
terhadap kinerja jasa yang diterimanya. Berbeda dengan Parasuraman, dkk (1985),
Cronin dan Taylor (1992) mengemukakan konsep SERVPERF untuk mengukur kualitas
jasa, yaitu kualitas pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh persepsi
pelanggan terhadap kinerja. Konsep ini didukung juga oleh beberapa peneliti,
yaitu Babakus dan Boller (1992), Teas (1994), dan sebagainya.
2.1.3 KEPUASAN
Kotler (1997) mendefinisikan
kepuasan sebagai perasaan suka atau kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara persepsi atas kinerja produk dengan harapannya. Definisi
ini mengandung pengertian bahwa kepuasan merupakan fungsi kinerja yang
dipersepsikan denganharapan. Pengertian kepuasan ini didukung juga oleh
Zeithaml, dkk (1993).
1 Musa (1996)
melakukan penelitian tentang Total Quality Service pada organisasi mutimedia
pada TVRI dan RCTI. Variabel yang dinilai adalah cost efficiency, quality,
dependability, flexibility, time based competition dan support service. Hasilnya
menunjukkan bahwa TVRI maupun RCTI sama-sama berkeinginan untuk memberikan
servis khusus dengan menggunakan strategi dari keenam variabel tersebut, namun
dengan intensitas yang berbeda. Implementasi cost efficiency di TVRI lebih
banyak dilakukan dibandingkan dengan RCTI. Kualitas yang dipersepsikan oleh
pelanggan, dependability, flexibility, time based competition dan support
service di RCTI lebih tinggi dibandingkan dengan di TVRI. Secara keseluruhan,
ternyata sebagian besar dari keenam variabel tersebut menunjukkan bahwa RCTI
sebagai organisasi privat dalam lebih baik daripada TVRI sebagai organisasi
publik.
2 Handriana
(1998) meneliti mengenai analisis perbedaan harapan kualitas jasa pada lembaga
pendidikan tinggi di Surabaya. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh Shank dkk. (1995) yang berjudul: Expectation: Do we know our
students expect in Quality education? Berdasarkan penelitian Shank dkk. (1995)
yang membagi kualitas pelayanan menjadi tiga dimensi: respek terhadap
mahasiswa, pengetahuan dosen dan lingkungan fisik universitas/perguruan tinggi,
maka dalam penelitiannya, Handriana (1998) menganalisis berdasarkan gap antara kualitas
jasa yang diharapkan oleh mahasiswa dan persepsi dosen ataskualitas jasa yang
diharapkan oleh mahasiswa.
2.3 HIPOTESIS
Dari uraian tersebut, peneliti
mengemukakan hipotesis, bahwa terdapat hubungan positif antar GAP (selisih
antara kinerja kualitasjasa yang dipersepsikan dengan kualitas jasa yang
diharapkan oleh mahasiswa) kualitas jasa, dengan kepuasan mahasiswa. Secara
terperinci, beberapa hipotesis yang dapat dikemukakan adalah:
H1 : Apabila gap reliability
semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswA akan meningkat
H2 : Apabila gap responsiveness
semakin tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H3 : Apabila gap assurance semakin
tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H4 : Apabila gap emphaty semakin
tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
H5 : Apabila gap tangible semakin
tinggi, maka kepuasan mahasiswa akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar