METODOLOGI (METODE RISET)
Nama : Yeni Fitri
Yani S
Kelas : 3EA18
NPM : 18210619
PENGARUH KUALITAS
JASA
TERHADAP KEPUASAN
PADA INDUSTRI PENDIDIKAN
DI YOGYAKARTA
3.1 DATA DAN SUMBER DATA
Data diambil dari mahasiswa pada program studi perguruan tinggi
yang mewakili universitas negeri, universitas swasta, sekolah tinggi dan
institut yang memiliki peringkat akreditasi A dan B di Yogyakarta. Akademi
tidak diambil sampelnya karena pada saat penelitian ini berlangsung, akreditasi
terhadap akademi belum dilakukan.
3.2 VARIABEL
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian adalah
kepuasan, sedangkan variabel independen terdiri dari: gap reliability (X1), gap
responsiveness (X2), gap assurance (X3), gap emphaty (X4), gap tangibles (X5). Pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner merupakan jenis pertanyaan tertutup dengan metode pengukuran
skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (bernilai
5), setuju (bernilai 4), netral (bernilai 3), tidak setuju (bernilai 2) dan sangat
tidak setuju (bernilai).
1). Agar data yang diperoleh dengan cara penyebaran
kuesioner tersebut valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dengan
menguji homogenitas item, dan reliabilitas terhadap butir-butir
pertanyaan/kuesioner dengan menghitung Cronbrach alpha. Instrumen untuk
mengukur masing-masing variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbrach
alpha lebih besar dari 0.50 (Nunnally, 1967). Dari hasil uji reliabilitas dan
validitas menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut reliabel dan valid.
3.3 MODEL PENELITIAN
Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel
yang diambil sebanyak 432 responden mahasiswa. Prosedur pengambilan sampelnya
dengan purposive sampling dan convenience sampling. Dari 432 kuesioner,
terdapat 4 kuesioner yang tidak layak, sehingga tinggal 428 kuesioner yang bisa
dianalisis.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebagaimana yang telah
diungkapkan oleh peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian tentang
kualitas jasa, pengukuran kualitas jasa dengan menggunakan gap memiliki
keterbatasan. Pengukuran antara kinerja dan harapan yang dilakukan secara
bersamaan, bisa menghasilkan permasalahan defisiensi skor, artinya ketika
responden diminta memberikan penilaian atas harapan dan kinerja secara
bersamaan, mereka cenderung memberikan skor pada harapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kinerja (Cronbach dan Furby, 1970; Wall dan Payne, 1973
dalam Babacus dan Boller, 1992). Mereka kemungkinan memberikan penilaian yang
kurang obyektif. Dengan demikian, hasilnya bisa menjadi tidak akurat. Meskipun
hal ini dapat terjadi, dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa
responden yang menjawab item pertanyaan kinerja yang melebihi harapannya. Keterbatasan
lainnya adalah untuk variabel kepuasan yang diukur secara bersamaan dengan
variabel gap, juga akan menimbulkan bias, sehingga jawaban responden
kemungkinan tidak akurat. Keadaan ini merupakan common method variance, yang
sering kali terjadi pada penelitian survey. Penelitian ini hanya mengukur gap
ke lima saja, yaitu gap antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen atas
kinerja jasa, dimana gap ke lima ini tergantung pada empat gap yang lain yaitu:
gap antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen atas harapan pelanggan, gap
antara persepsi manajemen atas harapan pelanggan dengan spesifikasi kualitas
jasa, gap antara spesifikasi kualitas jasa dengan kualitas jasa yang sebenarnya
diberikan dan gap antara jasa yang diberikan dengan jasa yang dikomunikasikan
dengan pelanggan. Untuk penelitian mendatang dapat diteliti juga keempat gap
tersebut, sehingga analisis menjadi lebih mendalam untuk dapat menentukan gap
ke berapa yang memiliki andil terebesar dalam mempengaruhi terjadinya gap ke
lima ini. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perguruan tinggi
yang ingin mengevaluasi kualitas jasanya, sehingga semakin dapat memenuhi
harapan mahasiswanya. Penelitian ini hanya dibatasi pada program studi
perguruan tinggi di Yogyakarta, yang mungkin tidak dapat digeneralisir untuk
program studi dari perguruan tinggi di luar Yogyakarta. Untuk penelitian
mendatang penulis merekomendasikan untuk melakukan perbandingan antara kualitas
jasa pendidikan tinggi di Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dengan
program studi dari perguruan tinggi di kota selain Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar